PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL)
( dan Implementasinya dalam
Pembelajaran PKn Sd )
Disusun
untuk melengkapi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran PKN SD
Dosen
: Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd.
Disusun Oleh :
Ahmad nur huda :
2015820033
Fawwaz hamid :
2015820017
Muhammad arief santoso : 2015820039
Nindi saputri :
2015820015
Nur indah larasati :
2015820024
Risty dwi mustika :
2015820027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini diajukan
untuk memenuhi tugas Pengembangan Pembelajaran PKN SD. Kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada Bapak Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pengembangan Pembelajaran PKN SD yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kami berharap makalah ini dapat berguna.
Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kekurangan atau
kesalahan penulisan pada makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini membawa
manfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis berharap makalah ini bisa
bermanfaat untuk kita semua amin.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR
ISI................................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................. 1
- Latar belakang....................................................................................................... 1
- Rumusan masalah.................................................................................................. 1
- Tujuan penulis....................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A. Pengertian
Pendekatan Contextual Teaching Learning..................................... 3
B. Prinsip-prinsip Pendekatan Contextual Teaching Learning............................. 4
C. Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching
Learning................................ 4
D. Komponen-komponen
pendekatan Contextual Teaching Learning.................. 6
E. Tujuan
Pendekatan Contextual Teaching Learning.......................................... 8
F. Langkah-langkah Pendekatan Contextual Teaching Learning......................... 9
G. Kelebihan dan kelemahan Pendekatan Contextual Teaching Learning............
9
H. Implementasi Pendekatan
Contextual Teaching Learning................................ 10
BAB III
PENUTUP........................................................................................................ 12
A. Kesimpulan........................................................................................................ 12
B. Saran.................................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Proses belajar mengajar
merupakan kegiatan utama di Sekolah. Dalam proses ini siswa membangun makna dan
pemahaman dengan bimbingan guru. Kegitan belajar mengajar hendaknya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal-hal secara lancar dan termotivasi.
Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif. Namun
ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih baik jika lingkungan belajar diciptakan secara alami. Belajar
akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya.
Pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching Learning / CTL) merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dengan konsep ini hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan CTL?
2. Apa saja prinsip-prinsip pendekatan CTL?
3. Bagaimana karakteristik pendekatan CTL?
4. Apa saja komponen-komponen dalam CTL?
5. Apa tujuan dari pendekatan CTL?
6. Bagaimana langkah-langkah pendekatan CTL?
7. Apa kelebihan dan kelemahan pendekatan CTL?
8. Bagaimana implementasi dari pendekatan CTL?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan CTL.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendekatan CTL.
3. Untuk mengetahui karakteristik pendekatan CTL.
4. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam CTL.
5. Untuk mengetahui tujuan dari pendekatan CTL.
6. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah
pendekatan CTL.
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan
pendekatan CTL.
8. Untuk mengetahui bagaimana implementasi dari
pendekatan CTL.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan Contextual Teaching Learning
Kata kontekstual (contextual) berasal dari
kata context yang berarti “hubungan, konteks, suasana dan keadaan (konteks)”.
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teching Learning/CTL) merupakan suatu
konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Menurut Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah
sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat makna
didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan
subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.
Menurut Tim Penulis Depdiknas, Pendekatan
Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kontekstual merupakan sebuah strategi pembelajaran yang dianggap
tepat untuk saat ini karena materi yang diajarkan oleh guru selalu dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan menggunakan pembelajaran
kontekstual, materi yang disajikan guru akan lebih bermakna. Siswa akan menjadi
peserta aktif dan membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan
mereka.
B.
Prinsip-prinsip Pendekatan Contextual Teaching
Learning
1. Keterkaitan, relevansi (relation). Proses belajar
hendaknya dikaitkan dengan bekal
pengetahuan (prerequisite knowledge) yang telah
ada pada diri siswa.
2. Pengalaman
Langsung (experiencing). Pengalaman langsung dapat diperoleh melalui kegiatan eksplorasi, penemuan (discovery), inventory,
investigasi, penelitian dan
sebagainya.
3. Aplikasi (Applying). Menerapkan fakta, konsep,
prinsip dan prosedur yang dipelajari
dengan guru, antara siswa
dengan narasumber, memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama merupakan strategi pembelajaran pokok dalam
pembelajaran kontekstual.
4. Alih Pengetahuan (transferring). Pendekatan
kontekstual menekankan pada
kemampuan siswa untuk mentransfer situasi dan konteks
yang lain merupakan
pembelajaran tingkat tinggi, lebih dari sekedar hafal.
5. Kerja
sama (cooperating). Kerjasama dalam konteks saling tukar pikiran,
mengajukan dan menjawab pertanyaan dan komunikasi interaktif
antar siswa.
6.
Pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
telah dimiliki pada situasi lain.
Berdasarkan uraian diatas,
prinsip-prinsip tersebut merupakan bahan acuan untuk menerapkan metode
kontekstual dalam pembelajaran. Implementasi kontekstual lebih mengutamakan
strategi pembelajaran dari pada hasil belajar, yakni proses pembelajaran
berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,
bukan hanya transfer pengetahuan dari guru kepada siswa.
C.
Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching
Learning
Menurut Johnson dalam
Nurhadi (2003 : 13), ada 8 komponen yang menjadi karakteristik dalam
pembelajaran kontekstual, yaitu sebagai berikut :
- Melakukan hubungan yang bermakna (Making Meaningfull Connection).
Keterkaitan yang mengarah
pada makna adalah jantung dari pembelajaran kontekstual. Ketika siswa dapat mengkaitkan isi
dari mata pelajaran akademik tertentu dengan pengalaman mereka sendiri, mereka
menemukan makna dan makna memberikan alasan untuk belajar. Mengkaitkan
pembelajaran dengan kehidupan seseorang membuat proses belajar menjadi hidup
dan keterkaitan inilah inti dari CTL.
2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing
significant work).
Siswa membuat
hubungan-hubungan antar sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan
nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masyarakat. Jadi pembelajaran
harus memiliki arti bagi siswa.
3. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated
learning).
Pembelajaran yang diatur
sendiri merupakan pembelajaran yang aktif, mandiri, melibatkan kegiatan yang
menghubungkan masalah dengan kehidupan sehari-hari dengan cara yang berarti
bagi siswa. Pembelajaran yang diatur siswa sendiri, memberi kebebasan kepada
siswa menggunakan gaya belajarnya sendiri.
4. Bekerja sama (collaborating).
Siswa dapat bekerja sama.
Guru dan siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, guru membantu siswa
memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi.
5. Berpikir kritis dan kreatif (critical and
creative thinking).
Siswa dapat menggunakan
tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif. Berpikir kritis
adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam
menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis
asumsi dan pencairan ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental
untuk meningkatkan kemurnian, ketajaman pemahaman dalam mengembangkan sesuatu.
6. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing
the individual).
Dalam pembelajaran
kontekstual siswa bukan hanya mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektual dan
keterampilan, tetapi juga aspek-aspek kepribadian seperti integritas pribadi,
sikap, minat, tanggung jawab, disiplin, motif berprestasi, dan sebagainya. Guru
dalam pembelajaran kontekstual juga berperan sebagai konselor dan mentor. Tugas
dan kegiatan yang akan dilakukan siswa harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan
kemampuannya.
7. Mencapai standar yang tinggi (reaching high
standar).
Pembelajaran kontekstual
diarahkan agar siswa berkembang secara optimal, mencapai keunggulan (excellent).
Tiap siswa bisa mencapai keunggulan tersebut, asalkan dibantu oleh gurunya
dalam menemukan potensi dan kekuatannya.
8. Menggunakan penilaian autentik (using authentic
assessment).
Siswa menggunakan
pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk suatu
tujuan yang bermakna. Misalnya, siswa boleh menggambarkan informasi akademis
yang telah mereka pelajari untuk dipublikasikan dalam kehidupan nyata.
Penilaian autentik memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan
terbaik mereka sambil mempertunjukkan apa yang sudah mereka pelajari.
D.
Komponen-komponen Pendekatan Contextual Teaching
Learning
1. Konstruktivisme (constructivism)
Konstruktivisme
merupakan landasan berpikir (filosofis) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas dan tidak seakan-akan. Pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap diambil dan diingat.
Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengamatan nyata, karena pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman
nyata.
2. Menemukan (inquiry)
Menemukan merupakan bagian
inti dari kegiatan berbasis CTL. Metode inquiry merupakan metode yang
mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri
secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan
penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang
ditemukannya dengan yang ditemukan siswa lain.
3. Bertanya (questioning)
Bertanya merupakan
strategi utama dalam pembelajaran berbasis kontekstual. Kegiatan bertanya
berguna untuk menggali informasi, menggali pemahaman siswa, membangkitkan
respon kepada siswa, mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, mengetahui
hal-hal yang sudah diketahui siswa, memfokuskan perhatian pada sesuatu yang
dikehendaki guru, serta membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa
untuk menyegarkan kembali pengetahuannya.
4. Masyarakat belajar (learning community)
Konsep masyarakat belajar
menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Guru
dalam pembelajaran kontekstual (CTL) selalu melaksanakan pembelajaran dalam
kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Siswa yang pandai mengajari yang
lemah, yang sudah tahu memberi tahu ke yang belum tahu, dan seterusnya.
Sehingga kelompok siswa bisa sangat bervariasi bentuknya, keanggotaannya,
jumlah bahkan bisa melibatkan siswa di kelas atasnya atau guru melakukan
kolaborasi dengan mendatangkan ahli ke kelas.
5. Pemodelan (modeling)
Proses pembelajaran keterampilan
atau pengetahuan tertentu perlu ada model yang bisa ditiru. Tugas guru memberi
model tentang bagaimana cara bekerja. Guru bukan satu-satunya model dalam
pembelajaran CTL karena model dapat juga didatangkan dari luar untuk dihadirkan
di dalam kelas. Pemodelan disini adalah bahwa sebuah pembelajaran selalu ada
model yang bisa ditiru oleh para peserta didik.
6. Refleksi (reflection)
Refleksi adalah cara
berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa
yang sudah kita lakukan dimasa yang lalu. Siswa mendapatkan apa yang baru
dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan
atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap
kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima (Depdiknas, 2003).
Refleksi dilakukan ketika
pembelajaran berakhir, siswa merenung tentang kesalahannya dalam belajar lalu
dia memperbaiki kesalahan tersebut dengan pengetahuan yang baru dia ketahui.
7. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)
Penilaian adalah proses
pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan perkembangan belajar siswa.
Gambaran perkembangan belajar perlu diketahui oleh guru agar bisa mengetahui
bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Gambaran proses dan
kemajuan belajar siswa perlu diketahui sepanjang proses pembelajaran. Karena
itu penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode sekolah, tetapi
dilakukan bersama secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan
pembelajaran. Focus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan
kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.
E.
Tujuan Pendekatan Contextual Teaching Learning
Adapun beberapa tujuan
dari pembelajaran Kontektual ini, yakni sebagai berikut :
1.
Memotivasi
siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya
dengan mengkaitkan materi
tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari.
2.
Agar
dalam belajar siswa tidak hanya sekedar menghafal tetapi diperlukan juga
pemahaman terhadap materi.
3. Menekankan pada pengembangan minat pengalaman
siswa.
4. Melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan
terampil dalam memproses
pengetahuan agar dapat
menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.
5. Pembelajaran yang dialami siswa lebih bermakna.
6. Mengajak anak pada suatu aktivitas yang
mengkaitkan materi akademik dengan
konteks
kehidupan sehari-hari.
F.
Langkah-langkah Pendekatan Contextual Teaching
Learning
1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar
lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri,
menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk
semua topik.
3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan
bertanya.
4. Menciptakan masyarakat belajar.
5. Menghadirkan model sebagai contoh dalam
pembelajaran.
6. Melakukan refleksi diakhir pertemuan.
7. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan
berbagai cara.
G.
Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Teaching
Learning
1.
Kelebihan Pembelajaran Kontekstual
a.
Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat maju
terus sesuai dengan
potensi yang dimiliki siswa sehingga siswa terlibat aktif
dalam PBM.
b.
Siswa dapat berpikir kritis dan kreatif dalam
mengumpulkan data, memahami
suatu isu dan memecahkan masalah.
c.
Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka
pelajari.
d.
Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak
membosankan.
e.
Membantu siswa bekerja lebih efektif dalam
kelompok.
f.
Terbentuk sikap kerjasama yang baik antar individu
maupun kelompok.
2.
Kelemahan Pembelajaran Kontekstual
a. Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas
didasarkan pada kebutuhan
siswa.
Padahal, dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda
sehingga guru akan
kesulitan dalam menentukan materi pelajaran karena tingkat pencapaian siswa
tidak sama.
b. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak
lama dalam PBM.
c. Dalam pembelajaran akan nampak jelas antara siswa
yang memiliki
kemampuan tinggi dan siswa
yang memiliki kemampuan rendah, yang kemudian akan menimbulkan rasa tidak
percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya.
d. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses
pembelajaran ini akan terus tertinggal
dan sulit untuk mengejar
ketinggalannya, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung
dari keaktifan dan usaha sendiri. Jadi siswa yang mengikuti setiap pembelajaran
dengan baik tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
e. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah
menyesuaikan diri dan
mengembangkan kemampuan
yang dimiliki dengan menggunakan model pembelajaran CTL ini.
f. Lebih
mengembangkan kemampuan soft skill daripada kemampuan
intelektualnya, sehingga
siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk
mengapresiasikannya dalam bentuk lisan akan mengalami kesulitan dalam belajar.
g. Pengetahuan
yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak
merata.
h.
Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi,
karena dalam pembelajaran guru
hanya sebagai pengarah dan
pembimbing serta lebih menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari
informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di
lapangan.
H.
Implementasi CTL dalam Pembelajaran PKN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
beberapa hal yang perlu diperhatikan guru mengenai kepribadian siswa secara
individu dalam proses pembelajaran PKn dikelas 5 sd. Khususnya pada materi
nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara guru
harus mengubah cara pandangnya dalam pembelajaran PKn yang meliputi :
1. peran guru dalam pengelolaan kelas.
2. pemahaman perkembangan karakteristik siswa.
3. peran siswa dalam proses pembelajaran.
4. pemilihan alat peraga atau media dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan
materi
yang dipelajari siswa.
5. guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mendesain
pembelajaran.
Sebelum dan dalam proses pelaksanaan pembelajaran
guru perlu menanamkan disiplin, dan bekerja sama pada diri siswa seperti
mengadakan apersepsi dan lain dihrapkan lebih memperdalam dan memperluas kajian
pada pembelajaran PKN sesuai dengan pendekatan CTL khusus nya di kelas 5 SD.
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
Learning/CTL) merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi
dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah
memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai
sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi
pembelajaran yang berupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar.
Saran
Guru harus dapat menyajikan dunia nyata atau
benda-benda konkret saat pembelajaran sehingga siswa dapat membuat hubungan
antara pengetahuan yang diperolehnya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari, agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
·
Buku CTL
(Contextual Teaching & Learning); Elaine B.johnson; kaifa.
Komentar
Posting Komentar