A. Latar
Belakang
Gambar hubungan dari tiap langkah dalam perencanaan pembelajaran
C. Aplikasi Model Pembelajaran Jerold E. Kemp
Model desain pembelajaran J. Kemp merupakan model desain pembelajaran di jenjang SD, SMP, dan SMA. Aplikasi model desain pembelajaran ini dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP).
Perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (aplicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.
Sebagaimana rencana pembelajaran pada umumnya, rencana pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dirancang oleh guru -yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas¬yang berisi skenario tentang apa yang akan dilakukan siswanya sehubungan topik yang akan dipelajarinya.
Dalam penerapan aplikasi model J. Kemp, diterapkan dalam sebuah RPP yang bisa dijabarkan sebagai berikut :
a. Menentukan Tujuan Umum
Sebagaimana diketahui bahwa menuliskan tujuan pembelajaran umum (TPU) untuk pokok bahasan adalah salah satu unsur penting dalam proses perencanaan pembelajaran. Beberapa pendekatan perencanaan menghendaki atau mempersyaratkan segera dilakukannya penulisan tujuan umum tersebut setelah diketahui pokok bahasan yang akan diajarkan.ini pekerjaan sulit dan kurang disenangi dan tidak banyak orang yang dapat merinci dengan jelas berbagai tujuan umum. Bahkan ketika tujuan umum mulai ditulis, berbagai istilah berikut ini sering digunakan seperti : memahami, mempelajari, menanamkan sikap, memperoleh keterampilan, dan lain-lain.
Semua istilah di atas itu tidak cocok untuk menyatakan tujuan kegiatan belajar.Penggunaan istilah di atas memang menyatakan tujuan atau maksud guru sebagai hasil belajar utama setelah mempelajari pokok bahasan yang ditentukan, namun tidak secara khusus menunjukkan kemampuan apa yang harus dicapai siswa.
Jangan menyamakan pernyataan tujuan, yang ditulis secara umum untuk suatu mata diklat secara keseluruhan, dengan tujuan pembelajaran umum pembelajaran (TPU) yang ditulis untuk suatu pokok bahasan. Beberapa istilah dapat digunakan untuk tujuan umum diantaranya : menghargai, mengenali, menentukan, memahami arti, menguasai, menilai, mengerti, dan sebagainya. Jadi tujuan umum terdiri atas sebuah kata kerja yang tidak pasti, dan isi pokok bahasan yang bersifat luas.
b. Menganalisis Karakteristik Siswa
Analisis pararel terhadap peserta didik dan konteks dimana mereka belajar, dan konteks apa tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan-keterampilan perserta didik yang ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap ditentukan berdasarkan karakteristik atau setting pembelajaran dan setting lingkungan tempat keterampilan diterapkan.
Aspek-aspek yang diungkap dalam kegiatan ini dapat berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, minat, atau kemampuan awal.
c. Menentukan Tujuan Pembelajaran Khusus
Mengacu kepada pengertian tujuan pembelajaran umum di atas menunjukkan kurang jelasnya apa yang diharapkan dari siswa. Kalau apa yang diharapkan tidak dibatasi dengan jelas, siswa tentu tidak akan tahu dengan pasti apa yang akan dipelajari atau kegiatan apa yang perlu dilaksanakan.
Di samping itu, tanpa batasan tersebut, guru tentu akan menghadapi kesulitan dalam mengukur hasil belajar secara rinci. Kelemahan ini dapat diatasi apabila guru menuliskan dengan tepat manfaat nyata yang akan diperoleh siswa sebagai hasil belajar mereka.Manfaat ini dapat ditunjukkan dalam bentuk sesuatu yang akan diraih siswa setelah belajar. Dari sinilah lahir tujuan pembelajaran khusus (TPK.) atau sasaran pembelajaran.
Dengan mengetahui apa yang diharapkan dalam bentuk tujuan pembelajaran khusus kita memperoleh manfaat antara lain :
• Siswa dapat mengatur tata cara belajar mereka dengan baik dan menyiapkan diri untuk menempuh ujian.
• Siswa memiliki rasa percaya diri dan termotivasi untuk melanjutkan kegiatan belajar berikutnya.
• Merupakan landasan bagi guru dalam memilih dan menyusun aktivitas pembelajaran dan sumber belajar, serta memilih media metode agar pembelajaran lebih efektif.
• Tujuan pembelajaran khusus merupakan acuan kerja untuk merancang alat evaluasi. Jadi tujuan pembelajaran khusus (TPK.) harus dapat menjadi dasar untuk merancang
• cara dan soal ujian yang relevan.
Tujuan pembelajaran khusus dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama yakni ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif. Pemahaman tentang jenjang dalam tiap ranah sangat berguna ketika merencanakan satuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk suatu mata diklat.
d. Menentukan Materi Pembelajaran
Setelah menetapkan tujuan khusus pembelajaran, maka langkah berikutnya adalah menetapkan isi (produk) belajar atau bahan ajar.Proses pembelajaran dapat ditingkatkan apabila bahan ajar atau tata cara yang akan dipelajari tersusun dalam urutan yang bermakna. Kemudian, bahan itu harus disajikan kepada siswa dalam beberapa bagian, dimana banyak sedikitnya bagian tersebut bergantung pada urutan, kerumitan, dan tingkat kesulitannya. Susunan dan tata cara ini dapat membantu siswa menggabungkan dan memadukan pengetahuan atas proses secara pribadi.Pada tahap ini ditetapkan konsep, prinsip, azas yang mana harus dikuasai siswa.Bahan ajar yang ditetapkan itu diuraikan dalam setiap langkah pembelajaran secara sistematis.
e. Menentukan Kegiatan Belajar Mengajar
Setelah tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus,dan tata urut bahan ajar telah ditetapkan oleh guru, maka muncul persoalan berikutnya yakni bagaimana memilih strategi pembelajaran. Penetapan strategi pembelajaran mengacu kepada proses penetapan struktur kegiatan pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran mesti tergambarkan tahap-tahap pengajaran, situasi belajar yang perlu dikembangkan, kegiatan guru dan siswa, dan sumber-sumber belajar.
Proses menentukan struktur kegiatan belajar mengajar ini berkaitan erat dengan pemilihan penentuan model mengajar yang digunakan. Walaupun seorang guru tidak mungkin secara kaku hanya menggunakan satu model mengajar tertentu dalam suatu kegiatan pembelajaran, namun model utama yang akan digunakan kiranya dapat pula ditentukan.Dalam kegiatan pembelajaran guru dapat memilih satu atau beberapa model mengajar yang relevan sebagai strategi .
f. Mentukan Pre-Test
Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dari keempat unsur penting dalam proses perancangan pembelajaran. Untuk merancang alat penilaian hasil belajar guru perlu mengenali kembali rumusan tujuan pembelajaran khusus (TPK.). Untuk kemudian guru harus mengembangkan alat uji dan bahan untuk mengukur seberapa jauh siswa telah menguasai pengetahuan yang dipelajarinya, dapat memperagakan keterampilannya, dan menunjukkan perubahan dalam sikapnya sebagaimana yang dituntut tujuan khusus pembelajaran tersebut.
Harus ada hubungan langsung antara tujuan khusus pembelajaran dengan soal dalam alat uji penilaian. Beberapa pakar bahkan menganjurkan agar segera setelah isi bahan ajar dan rincian tujuan pembelajaran khusus selesai ditulis, guru dapat langsung membuat soal ujian yang berhubungan dengan isi mata diklat tadi.
g. Melakukan Evaluasi
Evaluasi merupakan alat yang digunakan untuk mengungkap taraf kenberhasilan pembelajaran, khususnya untuk mengukur hasil belajar siswa. Melalui evaluasi dapat diketahui efcktivitas proses pembelajaran dan tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi yang baik adalah alat yang tepat (valid), dapat dipercaya (reliable) dan memadai (adequate). Pcngukuran tingkat keberhasilan siswa dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis (written test), tes lisan (oral test) ataupun tes praktck (performance test). Evaluasi mcrupakan laporan (akhir) dari proses pembelajaran khususnya laporan tentang kemajuan prestasi belajar siswa. Evaluasi secara otomatis merupakan pertanggungjawaban guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran untuk mata diklat tertentu dharus menekankan pada pengajaran pengetahuan atau keterampilan namun tidak mengabaikan penekanan pada aspek afektif. Merancang RPP dengan cara bersistem diharapkan dapat mempersiapkan para siswa untuk menggunakan semua yang mungkin mereka kuasai untuk kebutuhan pribadi, sosial, atau pekerjaan dimasa datang. Apapun tujuan suatu mata diklat, proses perencanaan pelaksanaan pembelajaran membutuhkan proses berpikir secara menyeluruh. Jadi pendekatan yang dipilih seyogianya pendekatan yang memungkinkan adanya kerja sama antara siswa (dan dengan guru). Berbagai hasil penelitian yang dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar guru dengan menggunakan persiapan mengajar dengan baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan persiapan mengajar yang baik.
Contoh RPP
Jelord E. Kemp berasal
dari California Satate University di Sanjose. Kemp mengembangkan
model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model Kemp
memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang
masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan
pengembang desain instruksional untuk melihat karekteristik para siswa serta
menentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat. Langkah berikutnya adalah
spesifikasi pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan strategi dan langkah-langkah dalam
kegiatan belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan.
Selanjutnya, materi/isi (content) kemudian di evaluasi atas dasar tujuan-tujuan
yang telah dirumuskan. Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi dan
revisi didasarkan atas hasil-hasil evaluasi. Pentingnya pembahasan ini yaitu
agar kita bisa memahami bagaimana model pembelajaran menorur J.E kemp sehingga
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.
Menurut Kemp, desain pembelajaran terdiri dari
banyak bagian dan fungsi yang saling berhubungan dan mesti dikerjakan
secara logis agar mencapai apa yang diinginkan.
Berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh. Sehingga guru sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, pelatih di bidang industry, serta ahli media yang akan bekerja sebagai perancang pembelajaran.
Model Kemp adalah sebuah pendekatan yang mengutamakan sebuah alur yang dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan program. Dimana alur tersebut merupakan rangkaian yang sistematis yang menghubungkan tujuan hingga tahap evaluasi. Komponen-komponen dalam model pembelajaran Kemp ini dapat berdiri sendiri, sehingga sewaktu-waktu tiap komponennya dapat dilakukan revisi.
Pelayanan pendukung meliputi ketersediaan anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, kemampuan staf, pengajar, perancang pembelajaran, pakar, dan lain sebagainya.
Berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh. Sehingga guru sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, pelatih di bidang industry, serta ahli media yang akan bekerja sebagai perancang pembelajaran.
Model Kemp adalah sebuah pendekatan yang mengutamakan sebuah alur yang dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan program. Dimana alur tersebut merupakan rangkaian yang sistematis yang menghubungkan tujuan hingga tahap evaluasi. Komponen-komponen dalam model pembelajaran Kemp ini dapat berdiri sendiri, sehingga sewaktu-waktu tiap komponennya dapat dilakukan revisi.
Menurut
Miarso dan Soekamto, model pembelajaran Kemp dapat digunakan di semua tingkat
pendidikan, mulai dari Sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Ada 4 unsur yang
merupakan dasar dalam membuat model Kemp:
Untuk siapa program itu dirancang? (ciri pebelajar)
Apa yang harus dipelajari? (tujuan yang akan dicapai)
Bagaimana isi bidang studi dapat dipelajari dengan baik? (metode/strategi
pembelajaran)
Bagaimana mengetahui bahwa proses belajar telah berlangsung? (evaluasi)
Tahap-tahap
dalam mengembangkan perangkat pembelajaran menurut model Kemp, (1994: 9),
yaitu:
1.
Instructional Problems (Masalah Pembelajaran).
Pada tahapan ini dilakukan analisis tujuan berdasarkan masalah pembelajaran yang terdapat di dalam kurikulum yang berlaku untuk bahan kajian yang akan dikembangkan perangkatnya.
Pada tahapan ini dilakukan analisis tujuan berdasarkan masalah pembelajaran yang terdapat di dalam kurikulum yang berlaku untuk bahan kajian yang akan dikembangkan perangkatnya.
2.
Leaner Characteristics (Karakteristik Siswa).
Pada tahap ini dilakukan analisis karakteristik siswa yang akan menjadi tempat implementasi perangkat. Karakteristik yang dimaksud meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Sumber untuk memperoleh karakteristik siswa antara lain guru, kepala sekolah atau dokumen yang relevan. Ciri pribadi misalnya umur, sikap, dan ketekunan terhadap pelajaran.
Pada tahap ini dilakukan analisis karakteristik siswa yang akan menjadi tempat implementasi perangkat. Karakteristik yang dimaksud meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Sumber untuk memperoleh karakteristik siswa antara lain guru, kepala sekolah atau dokumen yang relevan. Ciri pribadi misalnya umur, sikap, dan ketekunan terhadap pelajaran.
3.
Task Analysis (Analisis Tugas)
Analisis tugas merupakan perincian isi mata ajar dalam bentuk garis besar untuk menguasai isi bahan kajian atau mempelajari keterampilan yang mencakup keterampilan kognitif, keterampilan psikomotor, dan keterampilan sosial. Analisis tugas ini meliputi analisis struktur isi, analisis prosedural, analisis konsep, dan pemrosesan informasi. Analisis struktur isi dilakukan dengan mencermati kurikulum sedangkan analisis prosedural adalah analisis tugas yang dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sehingga diperoleh peta tugas. Analisis konsep dilakukann dengan mengidenfikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai urutan penyajian dan merinci konsep-konsep yang relevan. Hasil analisis ini akan diperoleh peta konsep. Analisis pemrosesan informasi dilakukan untuk mengelompokkan tugas-tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung dengan mempertimbangkan alokasi waktu. Analisis pemrosesan informasi ini akan menghasilkan cakupan konsep atau tugas yang akan diajarkan dalam pembelajaran yang tertuang dalam satu rencana pembelajaran.
Analisis tugas merupakan perincian isi mata ajar dalam bentuk garis besar untuk menguasai isi bahan kajian atau mempelajari keterampilan yang mencakup keterampilan kognitif, keterampilan psikomotor, dan keterampilan sosial. Analisis tugas ini meliputi analisis struktur isi, analisis prosedural, analisis konsep, dan pemrosesan informasi. Analisis struktur isi dilakukan dengan mencermati kurikulum sedangkan analisis prosedural adalah analisis tugas yang dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sehingga diperoleh peta tugas. Analisis konsep dilakukann dengan mengidenfikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai urutan penyajian dan merinci konsep-konsep yang relevan. Hasil analisis ini akan diperoleh peta konsep. Analisis pemrosesan informasi dilakukan untuk mengelompokkan tugas-tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung dengan mempertimbangkan alokasi waktu. Analisis pemrosesan informasi ini akan menghasilkan cakupan konsep atau tugas yang akan diajarkan dalam pembelajaran yang tertuang dalam satu rencana pembelajaran.
4.
Instructional Objectives (Merumuskan Tujuan
Pembelajaran)
Rumusan tujuan pembelajaran adalah tujuan pembelajaran khusus (indikator hasil belajar) yang diperoleh dari hasil analisis tujuan yang dilakukan pada tahap masalah pembelajaran.
Rumusan tujuan pembelajaran adalah tujuan pembelajaran khusus (indikator hasil belajar) yang diperoleh dari hasil analisis tujuan yang dilakukan pada tahap masalah pembelajaran.
5.
Content Squencing (Urutan Materi Pembelajaran)
Pada tahap ini isi pokok bahasan yang akan diajarkan diurutkan terlebih dahulu. Menurut Posner dan Strike (Kemp, 1994: 104) ada lima aspek yang perlu diperhatikan dalam mengurutkan pokok bahasan yaitu pengetahuan prasyarat, familiaritas, kesukaran, minat, dan perkembangan siswa. Setelah isi pokok bahasan diurutkan, langkah selanjutnya adalah menentukan strategi awal pembelajaran.
Pada tahap ini isi pokok bahasan yang akan diajarkan diurutkan terlebih dahulu. Menurut Posner dan Strike (Kemp, 1994: 104) ada lima aspek yang perlu diperhatikan dalam mengurutkan pokok bahasan yaitu pengetahuan prasyarat, familiaritas, kesukaran, minat, dan perkembangan siswa. Setelah isi pokok bahasan diurutkan, langkah selanjutnya adalah menentukan strategi awal pembelajaran.
6.
Instructional Strategies (Strategi Pembelajaran)
Strategi pembelajaran yang digunakan menggambarkan urutan dan metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi pembelajaran yang digunakan menggambarkan urutan dan metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
7.
Instructional Delivery (Cara Penyampaian Pembelajaran)
Metode penyampaian ditentukan berdasarkan tujuan dan lingkungan pembelajaran, yang dapat bersifat klasikal, kelompok, atau individual.
Metode penyampaian ditentukan berdasarkan tujuan dan lingkungan pembelajaran, yang dapat bersifat klasikal, kelompok, atau individual.
8.
Evaluation Instrumens (Instrumen Penilaian)
Instrumen penilaian (tes hasil belajar) disusun berdasarkan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan sehingga tes hasil belajar yang dikembangkan harus dapat mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran khusus.
Instrumen penilaian (tes hasil belajar) disusun berdasarkan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan sehingga tes hasil belajar yang dikembangkan harus dapat mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran khusus.
9.
Instructional Resources (Sumber Pembelajaran)
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam membuat media pembelajaran yang akan dipergunakan yaitu ketersediaan secara komersial, biaya pengadaan, waktu untuk menyediakannya dan menyenangkan bagi siswa.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam membuat media pembelajaran yang akan dipergunakan yaitu ketersediaan secara komersial, biaya pengadaan, waktu untuk menyediakannya dan menyenangkan bagi siswa.
10. Revision
(Revisi Perangkat)
Revisi perangkat pembelajaran dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Revisi perangkat dilakukan melalui tahap telaah oleh para pakar, hasil simulasi pembelajaran, hasil uji coba I maupun hasil uji coba II.
Revisi perangkat pembelajaran dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Revisi perangkat dilakukan melalui tahap telaah oleh para pakar, hasil simulasi pembelajaran, hasil uji coba I maupun hasil uji coba II.
11. Formative
Evaluation (Penilaian Formatif)
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan setiap selesai satu unit proses pembelajaran. Penilaian ini berguna untuk menemukan kelemahan dalam perencanaan pembelajaran sehingga berbagai kekurangan ini dapat dihindari sebelum program dipakai secara luas.
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan setiap selesai satu unit proses pembelajaran. Penilaian ini berguna untuk menemukan kelemahan dalam perencanaan pembelajaran sehingga berbagai kekurangan ini dapat dihindari sebelum program dipakai secara luas.
12. Planning
(Perencanaan) dan Project Management (Manajemen Proyek)
Aspek teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan. Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus menerus menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain.
Aspek teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan. Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus menerus menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain.
13. Summative
Evaluation (Penilaian Sumatif)
Penilaian sumatif diarahkan pada pengukuran seberapa jauh hasil belajar utama dicapai pada akhir seluruh pembelajaran, dapat juga berupa kegiatan menindaklanjuti siswa setelah ia menyelesaikan suatu program pembelajaran untuk menentukan apakah dan bagaimana ia menggunakan dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajarinya dalam program pembelajaran.
14. Support
Services (Pelayanan Pendukung)Penilaian sumatif diarahkan pada pengukuran seberapa jauh hasil belajar utama dicapai pada akhir seluruh pembelajaran, dapat juga berupa kegiatan menindaklanjuti siswa setelah ia menyelesaikan suatu program pembelajaran untuk menentukan apakah dan bagaimana ia menggunakan dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajarinya dalam program pembelajaran.
Pelayanan pendukung meliputi ketersediaan anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, kemampuan staf, pengajar, perancang pembelajaran, pakar, dan lain sebagainya.
Pengertian Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran didefinisikan
sebagai prosedur yang terorganisasi dimana tercangkup langkah-langkah dalam
menganalisis, mendesain, mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengadakan
evaluasi.
Kedudukan Strategi Pembelajaran
a.
Interaksi
Proses interaksi atau proses saling berhubungan yang dilakukan
antar pendidik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
b.
Pembelajaran
Serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud
untuk memdahkan terjadinya proses belajar.
c.
Materi
Suatu proses yang sangat terkait dengan penyampaian materi
dalam upaya mencapai kompetensi.
d.
Hasil
belajar
Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar
merupakan sebuah ukuran atas proses pembelajaran.
Desain Pembelajaran Model Kemp
Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2004), model desain sistem
pembelajaran ini akan membantu pendidik sebagai perancang program atau kegiatan
pembelajaran dalam memahami kerangka teori dengan lebih baik dan menerapakan
teori tersebut untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien.
Menurut
Kemp pengembangan perangakat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan.
Namun karena kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia dan
berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari
tujuan.
Dalam desain yang dikembangkan oleh kemp,
tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama yang harus ditentukan ketika menyusun
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dikembangkan mulai dari
identifikasi masalah pembelajaran, kemudian dilakukan analisis karakteristik
siswa, analisis tugas, dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi
materi, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan,
mengembangkan pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi instrumen.
Keseluruhan proses tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian
dijadikan dasar sebagai proses revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut
juga membutuhkan layanan pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.
B. Komponen Pokok Pembelajaran Kemp
1. Peserta Didik
Peserta
didik diantaranya siswa, mahasiswa
,peserta pelatihan ,dan seterusnya. Namun uraian ini tidak akan
membahas mengapa istilah peserta didik berbeda. Uraian in imenjelaskan
alasan-alasan raisonal mengenai hal-hal yang patut dipertimbangkan tentang
pihak yang belajar.
Apa pun desain
pembelajaran dan mata ajaran yang disampaikan , perlu kiranya diketahui bahwa
yang sebenarnya dilakukan oleh para desainer adalah menciptakan situasi belajar
yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat dapat tercapai dan peserta
didik merasa nyaman dan termotivasi dalam proses belajarnya.
2. Tujuan Pembelajaran
Setiap rumusan tujuan
pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan kopetensi atau
kinerja yang harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai
belajar. Sandainya tujuan pembelajaran atau kopetensi dinilai sebagai sesuatu
yang rumit, maka tujuan pembelajaran tersebut dirinci menjadi subkompetensi
yang dapat mudah dicapai. Dilain pihak, disain instruksional memadukan
kebutuhan peserta didik dengan kopetensi yang harus dia kuasai nanti setelah
selesai belajar degan kondisi yang sudah ditetapkan.
3. Metode
Metode terkait degan
strategi pembelajaran yang sebaiknya dirancang agar proses belajar berjalan mulus.
Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan
materi ajar. Dalam disain pembelajaran langakh ini sangat penting karena metode
inilah yang menetukan situasi belajar yang sesungguhnya. Di lain
pihak, seseorang disaener pembelajaran juga terlihat dalm cara dia
menetukan metode ini. Metode sebagai strategi pembelajaran biasa dikaitkan
dengan media, dan waktu dan waktu yang tersedia untuk belajar. Pada konsep
sederhana ini,metode adalah komponen strategi pembelajaran yang sederhana.
4. Penilaian
Konsep ini menganggap menilai hasil belajar peserta
didik sanagt penting. Indikator keberhasilan pencapaian suatu tujuan belajar
dapat diamati dari penilaian hasil belajar ini. Sering kali penilaiain diukur
dnegan kemampuan menjawab dengan benar sejumlah soal-soal obyektif. Penilaian
dapat juga dilakukan denagan format nonsoal, yaitu dengan instrumen pengamatan,
wawancara, kuesioner, dan sebagainya.
C.
Komponen Model Analisi Topik
Komponen model analis topik ini terdiri atas:
1.
Topik
Topik adalah mata ajaran yang akan
dijelaskan kepada peserta didik. Disainer pembelajaran perlu mempelajari
karkteristik dan katagori dari topik itu sebagai pengetahuan dan sebagai upaya
untuk menentukan alternatif yang harus dipilih terkait dengan kondisi belajar
yg harus di persiapkan.
2. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan setelah kategori topik selesai dilaksanakan.
Dengan demikian, rumusan tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kategori
topik.
3. Pembelajaran
Pembelajaran diartiakan sebagai KBM konvesional dimana guru dan peserta
didik langsung berinteraksi.dalam hal inidisain pembelajaran menetukan seluruh
aspek strategi pembelajaran.
4. Penilaian
Penilain dalam model mencakup dua hal yaitu belajar dan
pembelajaran. Penilain ini bertujuan agar faktor penghambat belajar dapat
diatasi.
5. Revisi
Setelah penilaian diolah, terkait dengan proses belajar, maka bisa dikaji
ulang rumusan tujuan pembelajaran. Penilain ini dapat dilakukan terhadap
penbelajaran. Revisi ini dimaksukan untuk mencari pemecahan masalah belajar
yang dialami oleh peserta didik
D.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kemp
1.
Kelebihan
Dalam Model pembelajaran
Kemp ini,di setiap melakukan langkah atau prosedur terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ketahap berikutnya. tujuannya adalah apabila terdapat kekurangan atau kesalahan di tahap tersebut, dapat dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya.
2.
Kekurangan
Model pembelajaran Jerold
E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau pmbelajaran di kelas. oleh karena itu, peran guru di sini mempunyai pengaruh yang besar, karena dituntut dalam rangka program pengajaran,instrumen evaluasi, dan strategi pengajaran.
E. Unsur-Unsur
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Kemp:
1. Identifikasi
masalah pembelajaran
Tujuannya
adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum ynag
berlaku dengan fajta yang terjadi dilapangan, baik yang menyangkut model,
pendekatan, metode,teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai
pembelajaran. Pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya disusun
alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan
seperti yang telah diharapkan dalam kurikulum.
2. Analisis
siswa
Analisis
siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa.
analisis tingkah laku awal digunkan untuk menegtahui keterampilan yang
dimilki,sedangkan karakteristi yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemapuan
siswa, motivasi belajar siswa, pengalman yang dimiliki dan lain sebagainya.
3. Analisi
tugas
Menurut Kemp analisi tugas
adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Jadi analisis
tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, analisis konsep,
analisis pemrosesan informasi dan analisis prosedural yang digunakan untuk
memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan
pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana pelaksanaan pembelajran (RPP)
dan lembar kegiatan siswa (LKS).
4. Merumuskan
indikator
Indikator adalah tujuan
pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap 1. Indikator
dirumuskan sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka kerja
dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan panduan cara siswa
belajar.
5. Penyusunan
instrumen evaluasi
Penyusunan ini digunakan
untuk mengukur ketuntasan indikator dan kentuntasan pengeusaan siswa
setelah berlangsungnya proses pembelajaran didasarkan pada jumlah soal yang dijawab
secara benar.
6. Setrategi
pembelajaran
Kegiatan ini meliputi
model , pendekatan, metode, pemilihan format yang dipandang mampu memberikan
pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7. Pemilihan
media atau sumber pembelajaran
Pada tahapan ini
berdasarakan hasil analisis tujuan,analisis karakteristik siswa, dan analisis
tugas.
8. Pelayanan
pendukung
Selama proses pengembangan
diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra,
tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait secara layanan laboraturium dan
perpustakaan.
9. Planning
(Perencanaan) dan Project Management (Manajemen Proyek)
Aspek teknis perencanaan
sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan. Merencanakan
pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembang
perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus menerus
menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata keseluruhannya,
karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain.
10. Evaluasi
Formatif
Penilaian formatif
dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk
menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan
dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.
11. Evaluasi
Sumatif
Evaluasi sumatif secara
langsung mengukur tingat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir
pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik dari
hasil posttest maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil
ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
12. Revisi
Perangkat Pembelajaran
Kegiatan revisi dilakukan secara terus-menerus pada setiap
langkah pengembangan. Hal ini berdasarkan uraian Kemp, bahwa setiap langkah
rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Kegiatan
revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
F.
Langkah-Langkah Model J.E. Kemp
1.
Menentukan tujuan
instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin
dicapai dalam mengajarkan masing-masing pokok bahhasan.
2.
Membuat analisis tentang
karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui
apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk
mengikuti program, serta langkah-langkah apa yang perlu diambil.
3.
Menentukan tujuan
instruksional secara spesifik, operasional dan terukur (dalam KTSP adalah
indikator). Dengan demikian siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru,
rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan/keberhasilan dan
pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.
4.
Menentukan materi/bahan
ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) yang telah
dirumuskan. Masalah yang sering dihadapi guru-guru adalah begitu banyaknya
materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian
juga, timbul kesulitan dalam mengorganisasikan materi/bahan ajar yang akan
disajikan kepada para siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam
memilih dan memilah sumber belajar, materi, media, dan prosedur pembelajaran
yang akan digunakan.
5.
Menetapkan penjajagan atau
tes awal (pressessment). Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk
mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru
dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu,
sehingga siswa tidak menjadi bosan.
6.
Menetukan strategi belajar
mengajar, media dan sumber belajar. Kreteria umum untuk pemilihan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksiomal khusus (indikator)
tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu
analisis alternatif.
7.
Mengoordinasikan sarana
penunjang yang diperlukan, meliputi biaya, fasilias, peralatan, waktu dan
tenaga.
8.
Mengadakan evaluasi.
Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program
secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan
metode/strategi yang digunakan.
Semua komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
bila adanya perubahan atau data yang bertentangan pada salah satu komponen
mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkungan model Kemp
menunjukkan kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan
dengan data pada komponen sebelumnya. Berbeda dengan pendekatan sistem dalam
pembelajaran, perencanaan desain pembelajaran ini bisa dimulai dari
komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan
pokok bahasan lebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mana yang
didahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang
sudah siap, tersedia, situasi, dan kondisi sekolah atau bergantung pada pembuat
perencanaan itu sendiri.Gambar hubungan dari tiap langkah dalam perencanaan pembelajaran
C. Aplikasi Model Pembelajaran Jerold E. Kemp
Model desain pembelajaran J. Kemp merupakan model desain pembelajaran di jenjang SD, SMP, dan SMA. Aplikasi model desain pembelajaran ini dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP).
Perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (aplicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.
Sebagaimana rencana pembelajaran pada umumnya, rencana pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dirancang oleh guru -yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas¬yang berisi skenario tentang apa yang akan dilakukan siswanya sehubungan topik yang akan dipelajarinya.
Dalam penerapan aplikasi model J. Kemp, diterapkan dalam sebuah RPP yang bisa dijabarkan sebagai berikut :
a. Menentukan Tujuan Umum
Sebagaimana diketahui bahwa menuliskan tujuan pembelajaran umum (TPU) untuk pokok bahasan adalah salah satu unsur penting dalam proses perencanaan pembelajaran. Beberapa pendekatan perencanaan menghendaki atau mempersyaratkan segera dilakukannya penulisan tujuan umum tersebut setelah diketahui pokok bahasan yang akan diajarkan.ini pekerjaan sulit dan kurang disenangi dan tidak banyak orang yang dapat merinci dengan jelas berbagai tujuan umum. Bahkan ketika tujuan umum mulai ditulis, berbagai istilah berikut ini sering digunakan seperti : memahami, mempelajari, menanamkan sikap, memperoleh keterampilan, dan lain-lain.
Semua istilah di atas itu tidak cocok untuk menyatakan tujuan kegiatan belajar.Penggunaan istilah di atas memang menyatakan tujuan atau maksud guru sebagai hasil belajar utama setelah mempelajari pokok bahasan yang ditentukan, namun tidak secara khusus menunjukkan kemampuan apa yang harus dicapai siswa.
Jangan menyamakan pernyataan tujuan, yang ditulis secara umum untuk suatu mata diklat secara keseluruhan, dengan tujuan pembelajaran umum pembelajaran (TPU) yang ditulis untuk suatu pokok bahasan. Beberapa istilah dapat digunakan untuk tujuan umum diantaranya : menghargai, mengenali, menentukan, memahami arti, menguasai, menilai, mengerti, dan sebagainya. Jadi tujuan umum terdiri atas sebuah kata kerja yang tidak pasti, dan isi pokok bahasan yang bersifat luas.
b. Menganalisis Karakteristik Siswa
Analisis pararel terhadap peserta didik dan konteks dimana mereka belajar, dan konteks apa tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan-keterampilan perserta didik yang ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap ditentukan berdasarkan karakteristik atau setting pembelajaran dan setting lingkungan tempat keterampilan diterapkan.
Aspek-aspek yang diungkap dalam kegiatan ini dapat berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, minat, atau kemampuan awal.
c. Menentukan Tujuan Pembelajaran Khusus
Mengacu kepada pengertian tujuan pembelajaran umum di atas menunjukkan kurang jelasnya apa yang diharapkan dari siswa. Kalau apa yang diharapkan tidak dibatasi dengan jelas, siswa tentu tidak akan tahu dengan pasti apa yang akan dipelajari atau kegiatan apa yang perlu dilaksanakan.
Di samping itu, tanpa batasan tersebut, guru tentu akan menghadapi kesulitan dalam mengukur hasil belajar secara rinci. Kelemahan ini dapat diatasi apabila guru menuliskan dengan tepat manfaat nyata yang akan diperoleh siswa sebagai hasil belajar mereka.Manfaat ini dapat ditunjukkan dalam bentuk sesuatu yang akan diraih siswa setelah belajar. Dari sinilah lahir tujuan pembelajaran khusus (TPK.) atau sasaran pembelajaran.
Dengan mengetahui apa yang diharapkan dalam bentuk tujuan pembelajaran khusus kita memperoleh manfaat antara lain :
• Siswa dapat mengatur tata cara belajar mereka dengan baik dan menyiapkan diri untuk menempuh ujian.
• Siswa memiliki rasa percaya diri dan termotivasi untuk melanjutkan kegiatan belajar berikutnya.
• Merupakan landasan bagi guru dalam memilih dan menyusun aktivitas pembelajaran dan sumber belajar, serta memilih media metode agar pembelajaran lebih efektif.
• Tujuan pembelajaran khusus merupakan acuan kerja untuk merancang alat evaluasi. Jadi tujuan pembelajaran khusus (TPK.) harus dapat menjadi dasar untuk merancang
• cara dan soal ujian yang relevan.
Tujuan pembelajaran khusus dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama yakni ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif. Pemahaman tentang jenjang dalam tiap ranah sangat berguna ketika merencanakan satuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk suatu mata diklat.
d. Menentukan Materi Pembelajaran
Setelah menetapkan tujuan khusus pembelajaran, maka langkah berikutnya adalah menetapkan isi (produk) belajar atau bahan ajar.Proses pembelajaran dapat ditingkatkan apabila bahan ajar atau tata cara yang akan dipelajari tersusun dalam urutan yang bermakna. Kemudian, bahan itu harus disajikan kepada siswa dalam beberapa bagian, dimana banyak sedikitnya bagian tersebut bergantung pada urutan, kerumitan, dan tingkat kesulitannya. Susunan dan tata cara ini dapat membantu siswa menggabungkan dan memadukan pengetahuan atas proses secara pribadi.Pada tahap ini ditetapkan konsep, prinsip, azas yang mana harus dikuasai siswa.Bahan ajar yang ditetapkan itu diuraikan dalam setiap langkah pembelajaran secara sistematis.
e. Menentukan Kegiatan Belajar Mengajar
Setelah tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus,dan tata urut bahan ajar telah ditetapkan oleh guru, maka muncul persoalan berikutnya yakni bagaimana memilih strategi pembelajaran. Penetapan strategi pembelajaran mengacu kepada proses penetapan struktur kegiatan pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran mesti tergambarkan tahap-tahap pengajaran, situasi belajar yang perlu dikembangkan, kegiatan guru dan siswa, dan sumber-sumber belajar.
Proses menentukan struktur kegiatan belajar mengajar ini berkaitan erat dengan pemilihan penentuan model mengajar yang digunakan. Walaupun seorang guru tidak mungkin secara kaku hanya menggunakan satu model mengajar tertentu dalam suatu kegiatan pembelajaran, namun model utama yang akan digunakan kiranya dapat pula ditentukan.Dalam kegiatan pembelajaran guru dapat memilih satu atau beberapa model mengajar yang relevan sebagai strategi .
f. Mentukan Pre-Test
Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dari keempat unsur penting dalam proses perancangan pembelajaran. Untuk merancang alat penilaian hasil belajar guru perlu mengenali kembali rumusan tujuan pembelajaran khusus (TPK.). Untuk kemudian guru harus mengembangkan alat uji dan bahan untuk mengukur seberapa jauh siswa telah menguasai pengetahuan yang dipelajarinya, dapat memperagakan keterampilannya, dan menunjukkan perubahan dalam sikapnya sebagaimana yang dituntut tujuan khusus pembelajaran tersebut.
Harus ada hubungan langsung antara tujuan khusus pembelajaran dengan soal dalam alat uji penilaian. Beberapa pakar bahkan menganjurkan agar segera setelah isi bahan ajar dan rincian tujuan pembelajaran khusus selesai ditulis, guru dapat langsung membuat soal ujian yang berhubungan dengan isi mata diklat tadi.
g. Melakukan Evaluasi
Evaluasi merupakan alat yang digunakan untuk mengungkap taraf kenberhasilan pembelajaran, khususnya untuk mengukur hasil belajar siswa. Melalui evaluasi dapat diketahui efcktivitas proses pembelajaran dan tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi yang baik adalah alat yang tepat (valid), dapat dipercaya (reliable) dan memadai (adequate). Pcngukuran tingkat keberhasilan siswa dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis (written test), tes lisan (oral test) ataupun tes praktck (performance test). Evaluasi mcrupakan laporan (akhir) dari proses pembelajaran khususnya laporan tentang kemajuan prestasi belajar siswa. Evaluasi secara otomatis merupakan pertanggungjawaban guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran untuk mata diklat tertentu dharus menekankan pada pengajaran pengetahuan atau keterampilan namun tidak mengabaikan penekanan pada aspek afektif. Merancang RPP dengan cara bersistem diharapkan dapat mempersiapkan para siswa untuk menggunakan semua yang mungkin mereka kuasai untuk kebutuhan pribadi, sosial, atau pekerjaan dimasa datang. Apapun tujuan suatu mata diklat, proses perencanaan pelaksanaan pembelajaran membutuhkan proses berpikir secara menyeluruh. Jadi pendekatan yang dipilih seyogianya pendekatan yang memungkinkan adanya kerja sama antara siswa (dan dengan guru). Berbagai hasil penelitian yang dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar guru dengan menggunakan persiapan mengajar dengan baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan persiapan mengajar yang baik.
Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah :
Sekolah Dasar (SD)
Mata Pelajaran :
Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas :
VI (Enam)
Semester :
I (Satu)
Bab 1
Standar
Kompetensi
Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara.
Kompetensi
Dasar
Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses
perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Indikator
1.
Mendeskripsikan nilai-nilai juang para pahlawan.
2.
Menjelaskan proses perjuangan meraih kemerdekaan.
3.
Menyebutkan macam-macam perlawanan di daerah pada
masa penjajahan.
4.
Menceritakan arti dan nilai Kebangkitan Nasional.
5.
Menceritakan arti dan nilai yang terkandung dalam
Sumpah Pemuda.
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan).
A. Tujuan Pembelajaran
1.
Siswa mampu mendeskripsikan nilai-nilai juang para
pahlawan.
2.
Siswa mampu menjelaskan proses perjuangan meraih
kemerdekaan.
3.
Siswa mampu menyebutkan macam-macam perlawanan di
daerah pada masa penjajahan.
4.
Siswa mampu menceritakan arti dan nilai Kebangkitan
Nasional.
5.
Siswa mampu menceritakan arti dan nilai yang
terkandung dalam Sumpah Pemuda.
B. Materi Ajar
1.
Indonesia dijajah oleh bangsa asing.
2.
Kebangkitan Nasional.
3.
Sumpah Pemuda.
C. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1.
Pendekatan kontekstual.
2.
Pendekatan Cooperatif Learning.
3.
Diskusi dengan teman sebangku.
4.
Tanya jawab.
5.
Penugasan.
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan
pertama
1.
Kegiatan
Awal
a.
Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
b.
Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan
selama liburan.
c.
Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang nama dan
asal pahlawan Indonesia.
2. Kegiatan Inti
a.
Semua siswa diminta menyimak teks yang dibaca oleh
siswa yang ditunjuk secara bergiliran mengenai Indonesia dijajah oleh bangsa
asing.
b.
Bertanya jawab mengenai suasana pada
masa penjajahan.
c.
Bertanya jawab mengenai bangsa apa
yang pertama kali datang dan menjajah Indonesia.
d.
Guru menunjukkan foto/gambar para
pahlawan daerah dan menanyakan nama dan asalnya.
e.
Guru menjelaskan mengapa timbul perlawanan rakyat
di berbagai wilayah.
f.
Guru bertanya mengapa perlawanan di berbagai
wilayah selalu dapat ditindas.
g.
Bersama pasangan, siswa ditugaskan mendeskripsikan
nilai-nilai juang para pahlawan.
h.
Membaca secara bergantian mengenai Kebangkitan
Nasional.
i.
Berdiskusi mengenai mengapa timbul kesadaran
berbangsa.
j.
Guru menjelaskan asal-usul Hari Kebangkitan
Nasional.
k.
Guru bertanya mengenai nilai-nilai Hari Kebangkitan
Nasional pada masa kini.
l.
Melanjutkan membaca teks mengenai
Sumpah Pemuda.
m.
Menjelaskan kepada siswa mengapa timbul Sumpah Pemuda.
n.
Bersama-sama mengucapkan sumpah pemuda dengan baik
dan sungguh-sungguh.
o.
Guru menugaskan siswa untuk menjelaskan isi dan
maksud Sumpah Pemuda.
p.
Untuk pengayaan dan untuk mengukur ketercapaian
kompetensi, siswa ditugaskan untuk mengerjakan soal-soal yang ada di dalam buku
kerja/buku paket PKn yaitu halaman 4.
3. Kegiatan Penutup
a.
Bersama-sama dengan seluruh siswa membuat kesimpulan
dari materi yang telah dipelajari.
b.
Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian indikator dan kompetensi
dasar.
c.
Mengakhiri pelajaran dengan mengajak semua siswa
berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
E.
Analisis Siswa
Peserta didik cenderung lebih mampu memahami materi dengan langsung mempraktekkannya
Peserta didik cenderung lebih mampu memahami materi dengan langsung mempraktekkannya
F.
Analisis Tugas
G.
Merumuskan Indikator
Siswa mampu memahamiMenghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara
H.
Penyususnan Instrumen Evaluasi
Soal uraian dan Presentas
I. Sumber/Bahan Belajar
1.
Gambar/foto para pahlawan.
2.
Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Sekolah Dasar Kelas 1, terbitan ESIS, karangan Dra. Dyah Sriwilujeng M.Pd.)
hal. 1-3, 3-4.
3.
Surat Kabar, dst.
j.
Penilaian
Teknik : Tugas
individu.
Bentuk instrumen :
Penilaian lisan, penilaian
unjuk kerja (keberanian anak bercerita).
Contoh instrumen :
1.
Menceritakan mengapa Indonesia dapat dijajah selama
ratusan tahun oleh bangsa asing.
2.
Menjelaskan nilai yang terkandung pada Sumpah
Pemuda untuk diterapkan pada masa sekarang ini.
Menurut anda apakah model tersebut cocok untuk kelas tinggi atau rendah?
BalasHapusModel Kemp itu tidak ada batasan dalam jenjang belajar. jadi cocok untuk semua tingkatan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, karena pada dasarnya Model Kemp adalah model pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran klasik atau pembelajaran dalam kelas.
HapusAssalamu'alaikum
BalasHapusMenurut saya model ini Sudah bagus, apa yang mencirikan model ini dengan model yang lain Nya ?
Apakah ada kesulitan dalam pembuatan rpp pada model kemp ini?
BalasHapusPermisi izin bertanya, apa yang membedakan model Kemp dengan 9 langkah dengan yang 8 langkah? Jika 9 langkah, langkah apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan model Kemp ini??
BalasHapus